PERBEDAAN MENJADI ASET BERHARGA UNTUK PERSATUAN DAN
KESATUAN INDONESIA
Oleh
: Lina Nur Afifah
Persatuan
dan kesatuan merupakan senjata yang paling ampuh bagi bangsa Indonesia baik
dalam rangka merebut, mempertahankan, maupun mengisi kemerdekaan. Persatuan
mengandung arti “bersatunya macam-macam corak yang beraneka ragam menjadi satu
kebulatan yang utuh dan serasi.” Persatuan Indonesia berarti persatuan bangsa
yang mendiami wilayah Indonesia. Persatuan dan kesatuan ini terbentuk bukan
hanya sekedar susunan huruf yang membentuk kata,namun dibalik sebuah kata
tersebut terselip begitu besar pengorbanan yang dilakukan kakek atau nenek kita
pada masa penjajahan dahulu. Yang rela mempertaruhkan harta,benda,bahkan
nyawanya untuk memepertahankan persatukan nusantara yang notabenya merupakan
wilayah kepulauan yang terpisah pisah dan tentunya memilki banyak sekali
perbedaan dalam kehidupan bermasyarakat. Namun perbedaan tersebut bukanlah
suatu masalah besar bagi para pejuang kemerdekaan pada zaman dahulu,terbukti
kita saat ini telah merdeka diatas berbagai perbedaan yang ada. Dan kita
ketahui presiden Soekarno yang merupakan seorang berdarah Jawa dan wakilnya
yang akrab dipanggil Bung Hatta yang merupakan orang berdarah Minang,beliau
berdua telah sukses mengantarkan Indonesia pada puncak persatuan yaitu
kemerdekaan. Tapi,di zaman milenial ini kita sebagai generasi muda yang katanya
calon – calon pemimpin bangsa terlalu sibuk memikirkan barang – barang branded,memilih
teman yang cantik,yang penampilanya tidak katrok,yang kulitnya mulus seperti
susu. Dan kita terlalu kuker (kurang kerjaan) mengomentari agama yang dianut
tetangga kita,terlalu gabut mengurusi cara ibadah saudara seiman kita,terlalu
mudah menilai apa yang dilakukan seseorang itu salah dan yang kita lakukan itu
benar.Apakah dengan begitu perstuan dan kesatuan yang kita inginkan,yang telah
diperjuangkan oleh para pahlawan kita akan tetap terwujud? Dan akankan
perbedaan – perbedaan tersebut menjadi sebuah bumbu yang sedap untuk
menghidangkan perstuan dan kesatuan sebagai hadiah untuk anak cucu kita kelak?
Indonesia
terbentang dari Sabang sampai Merauke,terdiri dari ribuan gugusan pulau yang
indah,yang didiami berbagai macam suku bangsa yang jumlahnya mencapai ribuan.
Tentu hal ini menimbulkan banyak perbedaan,entah dari bahasa yang digunakan
sehari – hari,dari pakaia adat,rumah adat,bahkan cara mengolah makanan pun
berbeda. Namun bukankan perbedaan itu indah? perbedaan membuat kita beragam dan
kaya. Seharusnya perbedaan ini kita jadikan sebagai kekuatan pemersatu bangsa. Namun
kenyataanya,di usia Indonesia yang sudah cukup tua ini yang hampir satu
abad,masalah perbedaan masih menjadi suatu yang krusial.
“Bangsa kita
saat ini menghadapi ancaman persatuan nasional. Setiap hari masyarakat disodori
isu dan ujaran-ujaran yang berusaha memecah belah bangsa. Kyai-kyai disudutkan
agar umat tergerus rasa hormatnya pada ulama. Tradisi lokal disesatkan agar
masyarakat kehilangan identitas,” ungkap Ketum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas dalam
keterangan tertulis, Kamis (17/8/2017).
Menurut saya,apa yang diungkapkan oleh pak Yaqut
Cholil benar adanya sesuai dengan fakta dan realita yang ada di sekitar
lingkungan kita. Terkadang kita terlalu sentimen menaggapi pendapat orang yang
tidak sesuai dengan kehendak kita,dengan begitu sangat mudah timbul perpecahan
di negara kita tercinta ini, Indonesia. Bukankah indonesia menganut sistem
demokrasi? Seharusnya semua masalah dan perbedaan yang ada dapat diselesaikan
dengan baik – baik melalui musyawarah. Tidakkah kita ingat isi sumpah pemuda
yang menyatakan bahwa kita terikat atas darah dan bahasa yang sama yaitu
Indonesia. Bahakan di dalam UUD 1945 ditegaskan dalam pasal 1 ayat 1 bahwa
negara Indonesia merupakan negara kesatuan yang berbentuk republik.
Dan
hal inilah yang coba diterapkan di salah satu kabupaten di jawa Timur,di sebuah
kota kecil yang terkenal akan penghasil minyak bumi yang melimpah yaitu
Bojonegoro. Sebelum tahun 2008 kabupaten
ini terkenal akan kesemrawutan pemerintahanya, banyak korupsi dilakukan oleh
penjabatnya,puncaknya pada masa kepimpinan H.M. Santoso yang ditangkap karena
melakukan korupsi dana APBD hingga milyaran
rupiah. Namun,setelah itu Bojonegoro bangkit dari keterpurukan birokrasi
pemerintahannya. Dalam periode selanjutnya Bojonegoro dipimpin oleh Drs. H.
Suyoto, M.Si. (Kang Yoto) yang merupakan anak dari seorang petani desa,beliau
mampu mengubah sistem pemerintahan di Bojonegoro menjadi lebih demokrasi,beliau
menerapkan trobosan – trobosan baru untuk mengambil hati rakyatnya. Salah satu
trobosanya yaitu melakukan dialog interaktif (dialog jumat) antara penjabat
pemerintah dengan para masayarakat bojonegoro di Pendopo Malowopati
Bojonegoro,yang dilakukan setiap jumat setelah sholat jumat. Dalam dialog
interaktif tersebut, mengahadirkan beberapa penjabat pemerintahan di bojonegoro
yang terkait langsung dengan permasalahan yang sekarang sedang dihadapi oleh
masayarakat Bojonegoro. Dengan begitu masyarakat yang memilki permasalahan bisa
menyampaikan aspirasinya dan mendapatkan penjelasan langsung dari para ahlinya.
Tujuan dialog interaktif ini untuk menciptakan keterbukaan pada pemerintahan di
Bojonegoro yang telah gagal dilakukan pada periode sebelum Kang Yoto
menjabat,selain itu untuk mewadahi masyarakat dalam menyampaikan aspirasinya.
"Prinsip kami keterbukaan itu adalah kunci
kepercayaan masyarakat, dengan kepercayaan tentu membuat kami bersinergi dengan
masyarakat," kata Suyoto dalam jumpa pers di Pisa Kafe, Jakarta, Kamis
(14/4).
itulah yang menjadikan Kabupaten Bojonegoro terpilih
mewakili Indonesia sebagai daerah percontohan Pemerintah Daerah Terbuka atau
Open Goverment Partnership. Kabupaten Bojonegoro juga menjadi satu dari tiga
perwakilan Asia dalam ajang tersebut selain Kota Seoul, Korea Selatan, dan Kota
Tbilisi, Georgia. Ini juga tak terlepas dari masyarakatnya yang hidup guyup
rukun,gotong – royong,adil dan makmur. Tanpa adanya sinergi dari masyarakat
tentu demokrasi tersebut tidak akan tercapai,sehingga persatuan dan kesatuan
pun akan hanya jadi angan semata. Untuk itu diperlukanya kesadaran dari
masayarakat untuk saling menghargai,menyayangi,dan menganggap perbedaan sebagai
pemanis dalam suatu hubungan kekerabatan,dan kita harus menyadari bahwa kita
itu satu,Indonesia. Untuk menjadi bangsa yang besar,sangat diperlukan sikap
menghargai dan cinta pada tanah air Indonesia. Dengan begitu perbedaan –
perbedaan yang ada,entah perbedaan agama,suku,ras,bahasa,adat istiadat,gaya
hidup,dll,bukan lagi menjadi salah satu pemicu keretakkan bangsa justru hal
tersebut merupakan aspek yang sangat penting untuk mewujudkan persatuan dan
kesatuan Bangsa Indonesia.
Mari
kita sebagai generasi milenial,calon calon pemimpin bangsa menjaga kekayaan
tradisi dan identitas bangsa. Karena Indonesia dengan keberagamanya ini
sangatlah indah,tidak ada negara manapun yang sanggup menandinginya. Kita harus
bangga dengan perbedaan ini dan melangkah lebih maju untuk menyongsong
Indonesia emas di tahun 2045. Dan Indonesia bukanlah milikku ataupun milik
kamu,namun milik kita bersama.
DAFTAR
PUSTAKA
Mursid, f.
(2016). Dialog Jumat Embuskan Keterbukaan di Bojonegoro | Republika Online.
[online] Republika Online. Available at:
https://www.republika.co.id/berita/koran/halaman-1/16/04/15/o5nvc812-dialog-jumat-embuskan-keterbukaan-di-bojonegoro
[Accessed 23 Nov. 2018].
Sulaiman, A. (2017). Selain Keadilan, Indonesia Darurat Persatuan.
[online] NUSANTARANEWS. Available at:
https://nusantaranews.co/selain-keadilan-indonesia-darurat-persatuan/ [Accessed
25 Nov. 2018].
Admin(2015). Kang Yoto Bawa Demokrasi Bojonegoro ke Forum Dunia. [online]
Available at: http://www.bojonegorokab.go.id/berita/baca/557/Kang-Yoto-Bawa-Demokrasi-Bojonegoro-ke-Forum-Dunia
[Accessed 25 Nov. 2018].